Kali ini saya mau #Bedah drama Korea yang judulnya Rooftop Prince.
Drama ini tayang di Indosiar setiap jam 4 sore (dan sepertinya dah mau selesai dramanya - gak niat nonton setelah baca sinopsisnya-).
Saya tidak terlalu suka dengan 2 atau 3 episode terakhir yang disuguhkan.
Rasanya gak masuk akal ceritanya. Bayangkan saja, ada orang terlempar ke masa
depan. Lalu di masa depan dia belajar menggunakan laptop. Dan ketika pintu
untuk kembali ke masa lalu terbuka, dia terlempar ke masa lalu lagi plus dengan
laptop yang ia pegang. Nah lho..!! Kalau ceritanya dia melakukan perjalanan
lintas waktu (dan kata orang biasanya itu hanya jiwanya aja yang melakukan
perjalanan itu sedangkan tubuhnya tetap di zamannya saat itu –istilahnya mati
suri gitulah-), berarti ketika dia kembali ke raganya, dia hanya membawa
ingatan akan masa depan yang ia jalanin tadi – itupun kalau ingat - bukan bawa barang-barang
dari masa depan juga. Aneh kan. Masa barang-barang seperti itu bisa lintas
waktu. Kalau bisa (dan dalam drama ini tokohnya digambarkan sudah mempersiapkan
barang-barang bawaanya ke masa lalu), kenapa gak bawa saja TV, biar bisa
mereka nonton bola. Tapi itupun, emang ada listrik di zaman mereka di masa lalu?
Nah, aneh kan.
Jadi, aku mau buat endingnya sesuai imajinasiku. Menurutku endingnya lebih
bagus begini: (hhmm imajinasiku sedang dalam mode power on, ahahaaa)
Lee Gak (dia adalah tokoh dari masa
dinasti Joseon sekitar 300 tahun yang lalu, yang terlempar ke masa sekarang,
tahun 2012-lah, karena dramanya rilis di Korea itu tahun 2012):
Waktu kecil, dibuat aja kisah dia ketemu dengan Bo Young tanpa sengaja di istana.
Lalu pada pertemuan mereka itu (atau karena alasan apa kek), Bo Young
menyerahkan "medali emas" buat Lee Gak. Dan karena Lee Gak sudah suka
sejak mereka bertemu, dia pakai terus deh tuh medali. Namun ternyata dia harus menelan pil pahit bahwa dia harus menikah dengan Kakak Bo Young (Hwa Young), bukan dengan Bo Young. Jadi, medali itu saja penyemangatnya. Apalagi setelah menikah
dengan Hwa Young, Lee Gak kan tidak melihat wajah Bo Young dewasa karena pakai cadar.
Trus ketika dia terlempar ke abad 21, dia tidak pakai medali itu. Buat aja
alasannya kalau tiap malam sebelum tidur, tuh medali dibuka. Nah, ketika dia
sudah kembali ke masa Joseon, di malam penyerangan ke mereka, dia sudah pakai
medali itu lagi. Buat aja scene saat dia mau pakai. Entah karena terobsesi mau
menemukan pembunuh Putri Mahkota-nya kek ato apalah. Dan lagi, perjalanan ke abad 21 itu bukan menjawab
pertanyaan siapa pembunuh Putri Mahkota (yang memang tidak terbunuh karena dia
masih hidup. Yang mati itu Bo Young karena makan manisan beracun yang
diperuntukkan untuk Lee Gak). Dia ke masa depan adalah untuk tahu bahwa
takdirnya bersama Bo Young yang sudah disukainya sejak kecil bukan di masa
Joseon, tapi terwujud di tahun 2012 (rilisnya kan 2012, hehe..) Satu lagi: DIA
HARUS LUPA AKAN MASA DEPAN YANG PERNAH DIA JALANIN!!!!! Apalagi pulangnya pakai
jas segala. Udah gitu, ke-3 ajudannya juga bisa bawa-bawa iPod. Apaan????
Nge-charge pake apa mereka di zaman Joseon? Ada-ada aja. Gak masuk
diakalkuuu..!
Tae Young (reinkarnasi Lee Gak )
Well, udah cukuplah ama dia. Paling dipertegas ketika dia kembali mengingat
semuanya, ada firasat yang menuntunnya ke kios Park Ha dan menemukan sosok
gadis yang pernah ingin dia dekati di Amerika dulu. Dia juga harus pakai medali
emas yang pernah dipakai Lee Gak. Dari mana dia dapat? Buat aja kisahnya waktu
kecil dulu, sekolahnya berdarma wisata ke istana Joseon dulu yang sekarang
sudah dipugar. (Lengkapnya di tokoh Park Ha).
Park Ha (reinkarnasi Bo Young)
Nah, tokoh yang satu ini mungkin yang paling complicated
karena yang dia cintai bukan Tae Young, tapi Lee Gak. Namun gampang aja sih.
Ketika Tae Young menemui Park Ha, dia pakai saja medali itu. Medali itu dia dapat sewaktu sekolah dulu, sekolahnya darmawisata ke Istana joseon yang udah jadi Museum. Kata seorang peramal medali itu akan menuntun dia kepada cinta sejatinya. Dan,
sejak Tae Young melihat Park Ha menjual buah di Amerika juga melihat seekor
kupu-kupu terbang dan kupu-kupu itu mendekati Park Ha, tiba-tiba saja dia
teringat medali yang dia pegang dan ucapan si peramal. Saat dia itu dia sudah
merasa bahwa Park Ha-lah takdirnya. Hanya dia tidak mungkin datang menemui Park
Ha langsung dan mengajaknya menikah tanpa membuat gadis itu terkejut dengan
ajakan itu. Dan sekarang, setelah dia sehat dari kecelakaan yang menimpanya,
dan menyadari dia di Korea, harapannya bertemu Park Ha mulai hilang. Namun,
saat dia menggenggam medalinya, sepertinya ada magnet yang menuntunnya untuk
berjalan ke kios Park Ha. Disanalah dia menemukan kembali gadisnya yang hilang.
Namun ketika dia datang membeli sesuatu di kios itu, Park Ha seolah-olah tidak
menyadarinya. Akhirnya dia membuat sketsa lagi dan mengundang Park Ha untuk
datang ke menara. Simple kan. Itu hanya satu scene pun cukup lah. Lalu, buat
aja epilog dengan suara Park Ha: “mungkin
kau tidak mengingat apa yang terjadi di masa lalu. Aku pun tidak tahu
sebenarnya. Namun, kau yang dulu pernah hadir memberitahuku bahwa engkaulah
takdirku dan dirimulah tempat aku menuju..”
Scenenya: Tae Young berpandangan dengan Park Ha, dan Park Ha tersenyum
manis padanya. Kalau mau agak berlebihan lagi, boleh deh Tae Young memeluknya
dan berbisik: “Park Ha, kau adalah bunga terataiku.” Wooowwww… so romantic..
Gak nyangka gue bisa buat kata-kata itu. Hahaaa..
Yeah, gitu deh menurutku. Lebih logis kayakna. Tokoh-tokoh
yang lain, biarin aja. Gada urusannya juga. Lagi, hanya yang gak logis aja yang
mau kita #Bedah.
Orait.. segitu dulu. :)